Selasa, 21 April 2009

Kita Hanya Pemain Kehidupan

Manusia dilahirkan untuk berusaha.
Berusaha untuk bertahan hidup.
Berusaha untuk menyelesaikan segala masalah.
Setiap insan diberi ujian sesuai dengan kemampuan.
Allah sudah mengukur kemampuan kita dalam menghadapi ujian hidup.
Aku sendiri sudah menghalami beberapa kali ujian hidup.
Jatuh bangunnya kehidupanku sudah aku rasakan.
Segala daya dan akalku telah aku keluarkan.
Untuk mencoba menyelesaikan masalah hidupku ini.
Seperti Matahari...
Dia terbit di Timur dan terbenam di Barat.
Begitu juga aku...
Rutinitas sudah aku coba...
Walau kadang rasa jenuh menyelimuti.
Apapun aku lakukan untuk bertahan hidup.
Aku berusaha mencari pemecahan masalah yang aku hadapi.
Berusaha dan berusaha lagi..
Bangkit dan bangkit lagi dari keterpurukan.
Layaknya mendaki sebuah gunung.
Dimana kita pasti menemukan titik tertinggi.
Dan disitulah kita beristirahat untuk menikmati indahnya alam.
Kita tidak beda jauh dengan alam.
Kita mencoba mencapai dan menggapai apa yang menjadi tujuan hidup kita.
Akan tetapi disebuah titik puncak dimana kita sudah merasa jenuh.
Kita akan merasa lelah untuk berfikir dan putus asa.
Padahal perjalanan hidup masih panjang
Banyak rintangan terbentang dihadapan kita.
Saat itulah kita membutuhkan seseorang.
Yang mau berbagi segala kesususahan dan kesenangan kita.
Yang mau menerima kita apa adanya.
Dalam kondisi apapun...
Teman yang mampu memberi semangat untuk tetap hidup.
Teman yang mampu menuntun kita saat kita putus asa.
Teman yang mampu menunjukkan jalan mana yang harus kita tempuh.
Allah telah memberi kita segalanya di dunia ini.
Setiap manusia sudah memiliki sebuah buku.
Yang berisi perjalanan hidup hingga nyawa ini lepas dari raga.
Allah telah menggariskan jalan hidup manusia.
Kadang kala kita tidak menyadari....
Sebuah ujian yang kita terima berhubungan dengan doa-doa kita.
Untuk mencapai sebuah kebahagian harus dilalui berbagai ujian hidup.
Kita dipertemukan dengan orang-orang yang sebelumnya kita tidak tau.
Kita juga tidak tau apakah orang itu baik atau tidak.
Kita hanya memainkan peran yang skenarionya sudah dibuat.
Kita hanya menjalankannya.
Kita yang akan menerima segala resiko dari apa yang telah kita perbuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar