Rabu, 22 April 2009

Sandaran Hatiku

Suara dengungan mesin menemaniku malam ini.
Perasaan ini galau..
Kepercayaan diri telah tersingkirkan.
Digantikan rasa ketakutan.
Mampukan aku menjalani semua ini.
Mampukah aku melunasi semua kewajibanku.
Sedangkan aku memiliki keterbatasan.
Segala usaha telah aku lakukan.
Segala kesempatan telah aku ambil.
Apa yang ada dikepala ini sudah aku curahkan semua.
Kepada siapa aku bersandar..?
Tuk menemani saat rasa putus asa mendatangiku.
Saat aku tak mampu berfikir...
Hanya engkau yang aku harapkan..
Engkau tempat kutumpahkan segala masalahku.
Engkau pemberi inspirasi dan semangat hidupku.
Waktu terus berjalan.
Setiap nafasku adalah kerinduanku padamu.
Setiap langkahku adalah tertuju padamu.
Engkaulah tujuan hidupku.
Walau kadang aku lupa..
Walau kadang aku meninggalkanmu.
Dengan kesibukanku.
Kau hidupkan lilin-lilin kehidupanku.
Menerangi setiap langkahku.
Saat sinar itu redup..
Kau sulut lilin yang lain.
Hingga aku tidak berjalan dikegelapan.
Kaulah semangat hidupku.
Jangan pernah meninggalkan aku.
Aku akan wujudkan...
Semua harapan dan cita-citamu.

Pilihan Hidup

Sebuah ikrar sudah terucap...
Tali ikatan cinta sudah terkait.
Dua insan manusia sudah menetapkan janji.
Untuk hidup bersama sehidup semati.
Sebuah perkawinan...
Adalah embrio terbentuknya sebuah keluarga.
Susah dan senang ditanggung bersama.
Bahagia dan sedih menjadi bumbu kehidupan.
Mampukah kita bersama menghadapi semua ini...?
Mampukah kita berbagi susah dan senang...?
Lima tahun pertama sebuah perkawinan adalah masa bahagia.
Selanjutnya...
Berbagai masalah harus dihadapi......
Ujian demi ujian hidup harus dilalui...
Pada waktu itulah kita bisa melihat...
Apakah pasangan kita mampu...
Menjaga apa yang telah kita ikrarkan dalam mengarungi bahtera hidup.
Betapa sakitnya apabila salah satu dari kita tidak menepati janji hidup.
Mininggalkan saat kesengsaraan menimpa...
Menjauh saat harus berjuang untuk tetap hidup...
Menjalani hidup seorang diri...
Sangat berat untuk dijalani...
Kadang Kita merasa tidak mampu menjalaninya.
Kepada siapa kita berbagi...
Semua masalah yang kita hadapi...
Bagaimana menyelesaikannya, jalan keluar yang akan kita tempuh.
Kita sebagai manusia boleh memilih.
Pasangan hidup kita...
Yang akan menemani kita seumur hidup.
Hanya Allah yang tau...
Kita hanya bisa berharap dan berdoa...
Menemukan pasangan hidup yang setia.

Selasa, 21 April 2009

Kita Hanya Pemain Kehidupan

Manusia dilahirkan untuk berusaha.
Berusaha untuk bertahan hidup.
Berusaha untuk menyelesaikan segala masalah.
Setiap insan diberi ujian sesuai dengan kemampuan.
Allah sudah mengukur kemampuan kita dalam menghadapi ujian hidup.
Aku sendiri sudah menghalami beberapa kali ujian hidup.
Jatuh bangunnya kehidupanku sudah aku rasakan.
Segala daya dan akalku telah aku keluarkan.
Untuk mencoba menyelesaikan masalah hidupku ini.
Seperti Matahari...
Dia terbit di Timur dan terbenam di Barat.
Begitu juga aku...
Rutinitas sudah aku coba...
Walau kadang rasa jenuh menyelimuti.
Apapun aku lakukan untuk bertahan hidup.
Aku berusaha mencari pemecahan masalah yang aku hadapi.
Berusaha dan berusaha lagi..
Bangkit dan bangkit lagi dari keterpurukan.
Layaknya mendaki sebuah gunung.
Dimana kita pasti menemukan titik tertinggi.
Dan disitulah kita beristirahat untuk menikmati indahnya alam.
Kita tidak beda jauh dengan alam.
Kita mencoba mencapai dan menggapai apa yang menjadi tujuan hidup kita.
Akan tetapi disebuah titik puncak dimana kita sudah merasa jenuh.
Kita akan merasa lelah untuk berfikir dan putus asa.
Padahal perjalanan hidup masih panjang
Banyak rintangan terbentang dihadapan kita.
Saat itulah kita membutuhkan seseorang.
Yang mau berbagi segala kesususahan dan kesenangan kita.
Yang mau menerima kita apa adanya.
Dalam kondisi apapun...
Teman yang mampu memberi semangat untuk tetap hidup.
Teman yang mampu menuntun kita saat kita putus asa.
Teman yang mampu menunjukkan jalan mana yang harus kita tempuh.
Allah telah memberi kita segalanya di dunia ini.
Setiap manusia sudah memiliki sebuah buku.
Yang berisi perjalanan hidup hingga nyawa ini lepas dari raga.
Allah telah menggariskan jalan hidup manusia.
Kadang kala kita tidak menyadari....
Sebuah ujian yang kita terima berhubungan dengan doa-doa kita.
Untuk mencapai sebuah kebahagian harus dilalui berbagai ujian hidup.
Kita dipertemukan dengan orang-orang yang sebelumnya kita tidak tau.
Kita juga tidak tau apakah orang itu baik atau tidak.
Kita hanya memainkan peran yang skenarionya sudah dibuat.
Kita hanya menjalankannya.
Kita yang akan menerima segala resiko dari apa yang telah kita perbuat.

Selasa, 07 April 2009

Akan Aku Coba

Sakit memang kurasakan saat ini.

Mungkin itu yang kamu harapkan selama ini.

Membalas kesakitan yang engkau rasakan.

Impas sudah hutang diantara kita.

Resiko sebuah perjalanan cinta.

Yang terhalang oleh jarak dan waktu.

Yang terbentur oleh keadaan dan status.

Aku kini menyadari....

Segala kelemahan dan kekurangan yang ada.

Dan kamu berhak mencari yang lebih

Untuk membahagiakan orang-orang sekitarmu.

Aku akan berusaha melupakanmu.

Walau saat ini terasa berat.

Tapi keyakinan akan aku tanamkan.

Bahwa aku bisa melupakanmu.

Karena kamu pasti akan bahagia dengan yang lain.

Tanpa aku disisimu.

Terimakasih aku ucapkan.

Selama ini telah mendampingi aku.

Dalam susah dan senang.

Dalam keterpurukanku.

Hingga aku bisa memiliki kepercayaan

Dan semangat hidup yang aku cari.

Aku tak akan pernah melupakan.

Apa yang telah kau berikan selama ini.

Walau hanya sebuah kasih sayang dan perhatian.

Aku akan selalu mendoakan..

Semoga kamu bahagia...

Kau temukan pendamping hidupmu

Yang akan melindungi dan membahagiakanmu.

Kenangan kita..

Akan tersimpan dalam sebuah buku.

Dan aku simpan dihatiku yang paling dalam.

Tak akan pernah aku buka lagi.

Lembaran-lembaran itu.

Suatu hari...

Aku akan mencoba...

Membaca sedikit kisah dalam buku itu.

Yang akan aku ceritakan pada seseorang.

Dan akan aku tutup lagi tuk selamanya.

Hanya Tuhan yang mengetahui segalanya

Apakah buku itu akan terbuka lagi atau tidak.

Aku hanya pasrah KepadaNya.

Semoga Kamu Bahagia Nok...

Karang itu akhirnya hancur juga

Sebuah hubungan jarak jauh memang sangat sulit.

Berlandaskan Cinta....

Bermodal kepercayaan dan kejujuran...

Akhirnya terhempas juga kesetiaan....

Yang selama ini dibangun...

Banyak kerikil tajam yang menghadang.

Setiap kaki melangkah....

Rasa perih yang dirasakan

Setiap kata..

Menimbulkan pertengkaran.

Setiap tingkah..

Menimbulkan perbedaan.

Kesalah pahaman selalu dihadapan kita.

Perubahan sikap menimbulkan pertengkaran.

Begitu sulit memahami antara satu dengan yang lainya.

Perubahan sikapmu begitu mencolok.

Menimbulkan praduga yang aneh-aneh.

Meraba-raba...

Ya...meraba-raba apa yang terjadi sebenarnya.

Apa yangmembuatmu berubah.

Siapa yang membuatmu berubah.

Kata cinta yang dulu terucap

Kesetiaan yang dulu kita ikrarkan

Kepercayaan yang sama-sama kita bangun.

Seolah-olah hanya sebuah permainan hati.

Hati yang dulu hangat..

Kini menjadi sebongkah gunung es.

Beku,dingin dan hanya terdiam diombang ambing perasaan.

Tiada kata yang terucap..

Bila hati ini bertanya........

Tiada penjelasan yang berarti.

Bila bibir ini berucap.

Seolah-olah bisu...

Tiada terjadi apa-apa.

Kau biarkan semua ini terjadi.

Seolah aku tiada arti.